Apakah teman-teman tahu kalau beberapa jenis hewan disebut sebagai hewan marsupial? Istilah marsupial berasal dari kata marsupium yang artinya adalah kantung. Semua hewan marsupial itu mamalia yang artinya mereka berkembang biak dengan melahirkan dan menyusui anaknya.
Masa kehamilan hewan marsupial sangat singkat, hanya sekitar lima minggu saja. Sehingga bayi marsupial masih sangat lemah ketika dilahirkan. Oleh sebab itu, bayinya lebih aman berada di dalam kantung ibunya selama beberapa minggu. Di kantung tersebut bayi marsupial akan mendapatkan kehangatan dan dapat berlindung dari serangan predator. Populasi hewan marsupial ini kebanyakan berada di benua Australia. Hanya sebagian kecil saja yang ada di Amerika Selatan dan Papua.
Yuk, sekarang kita lihat hewan apa saja yang termasuk marsupial alias hewan berkantung!
1. Kanguru
Teman-teman tentu sudah sering mendengar nama hewan yang satu ini. Kanguru dikenal sebagai hewan yang berasal dari benua Australia. Penamaan hewan ini cukup unik, lo, teman-teman! Pada abad ke-17, James Cook mendarat di Australia dan tidak sengaja melihat seekor hewan berkantung. Ia pun lantas bertanya apa nama hewan tersebut pada suku asli di daerah tersebut, yaitu suku Aborigin.
Cook bertanya dalam bahasa Inggris, tetapi suku Aborigin tidak mengerti apa artinya. Mereka pun menjawab “Saya tidak mengerti maksud Anda” dengan menggunakan bahasa asli mereka, yaitu Gangguru. Namun, Cook mengira Gangguru itu adalah Kangaroo sebagai nama hewan berkantung itu. Sejak saat itu, namanya pun menjadi Kangaroo atau dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya Kanguru. Hihi.
Kanguru terdiri dari 3 spesies, yaitu kanguru merah, kanguru abu-abu timur, dan kanguru abu-abu barat. Hewan ini memiliki sepasang kaki belakang yang cukup kuat dengan telapak kaki yang besar. Kanguru mampun melompat jauh dengan kecepatan mencapai 20-25 kilometer/jam, bahkan terkadang mencapai 70 kilometer/jam.
Baca juga : 7 Fakta Unik Tentang Kanguru
2. Koala
Koala (Phascolarctos cinereus) memiliki bulu yang cukup tebal dan lembut. Hewan ini mirip dengan Wombat, tetapi memiliki telinga yang lebih besar dan kaki-tangan yang lebih panjang. Cakarnya pun besar dan panjang yang digunakannya untuk memanjat.
Berat koala beragam, mulai dari 14 kilogram untuk hewan jantan selatan yang besar dan 5 kilogram untuk hewan betina utara yang kecil. Koala sangat jarang meminum air. Ini karena ia memakan daun ekaliptus yang sudah mengandung cukup air. Sehingga koala jarang terlihat turun dari pohon untuk minum.
3. Tasmanian Devil
Hewan berkantung pemakan dagingnya ini hanya terdapat di negara bagian pulau Tasmania di Australia. Ukuran Tasmanian Devil sama dengan seekor anjing kecil, dengan badan yang kekar dan berotot. Ciri-cirinya memiliki bulu yang hitam dengan bau yang tercium kuat bila ia takut. Suaranya juga sangat keras dan mengganggu. Sifat Tasmanian Devil sangat berbahaya saat ia sedang mengasuh anak-anaknya.
Baca juga : Koala Juga Punya Sidik Jari seperti Manusia, Lo!
4. Walabi
Walabi dan kanguru berasal dari keluarga yang sama, yaitu Macropodidae. Meskipun mereka bersaudara, terdapat beberapa perbedaan. Hewan ini bisa kita temukan di alam liar Kepulauan Aru, Papua.
Walabi terdiri dari 30 spesies dengan ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan dengan kanguru. Panjang tubuhnya sekitar 30-180 sentimeter dengan berat hingga 2-24 kilogram. Mereka mencari makan pada siang hari dan merupakan hewan herbivora. Walabi biasanya memakan rumput ubi, tunas, dan daun-daunan.
5. Wombat
Woman adalah hewan marsupial yang memiliki empat kaki yang berukuran pendek. Panjang tubuhnya sekitar 1 meter dengan ekor yang juga sangat pendek. Wombat dapat menggali liang dengan gigi depannya, mirip dengan hewan pengerat. Warna kulitnya bervariasi, ada yang berwarna seperti pasir, cokelat, atau-abu, dan hitam.
Hewan ini berburu makanan pada saat siang, malam, bahkan pada saat cuaca dingin. Biasanya dia memakan rumput, tumbuh-tumbuhan, dan akar. Wombat memiliki metabolisme yang lambat dan membutuhkan 14 hari untuk mencerna seluruh makanannya.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR