Teman-teman pernah mampir ke Observatorium atau tempat pengamatan astronomi? Observatorium tertua di dunia ternyata ada di Korea Selatan, lo! Namanya Cheomseongdae. Seperti apa ya bentuknya?
Dibangun pada pemerintahan Ratu Seondeok dan menjadi objek wisata menarik
Observatorium ini bernama Cheomseongdae, terletak di Korea Selatan –tepatnya di kota Gyeongju. Dulunya, Cheomseongdae dibangun pada saat Ratu Seondeok memerintah. Hingga sekarang tempat itu masih ada serta menjadi objek wisata menarik bagi masyarakat Korea Selatan maupun wisatawan dari luar Korea.
Menurut catatan sejarah di Korea, Cheomseongdae dibangun dan digunakan untuk mengamati pergerakan objek langit. Observatorium ini juga digunakan untuk mengamati rasi bintang.
Bentuk yang agak unik
Meski merupakan sebuah observatorium, Cheomseongdae tidak tampak seperti observatorium. Bangunan ini tampak seperti susunan batu yang sangat tinggi, terdiri dari 3 bagian.
Bagian alas Cheomseongdae terdiri dari 24 batu yang dibagi menjadi 2 lapis susunan. Bagian tengahnya berbentuk bulat serupa botol. Batu yang menyusun bagian tengah itu, jika dihitung, berjumlah 365 batu. Sama dengan jumlah hari dalam 1 tahun, yaitu 365 hari! Wah, unik banget, ya, teman-teman!
Bagian puncak bangunan Cheomseongdae terdiri dari 2 lapis pagar yang hanya bisa terlihat jelas jika dilihat dari atas. Bentuknya berupa huruf-huruf.
Sudah dinobatkan menjadi observatorium tertua di dunia
Pada awal tahun 1980-an, Cheomseongdae diberikan gelar sebagai observatorium tertua di dunia oleh Guinness Book of World Records. Meski ilmu astronomi tertua memang bukan berasal dari Korea Selatan.
Umumnya, ilmu astronomi berasal dari Yunani atau Mesir. Dan mungkin saja masyarakat di kedua wilayah tersebut pernah memiliki observatoriumnya sendiri. Tetapi konon sejauh ini tidak ada bangunan observatorium tua yang bertahan lagi. Akhirnya Cheomseongdae menjadi satu-satunya observatorium yang paling tua di dunia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR