Mungkin teman-teman sudah tahu bahwa di beberapa negara seperti Filipina, Thailand, bahkan Korea Selatan ada jajanann pinggir jalan berupa makanan ekstrem, tetapi di Jepang ada sebuah restoran yang khusus menyajikan lebih banyak lagi makanan tak terduga, lo!
Memiliki beragam jenis makanan
Restoran aneh ini berada di Yokohama, Jepang, namanya Chinju-Ya. Sehari-harinya, Chinju-Ya menjual makanan-makanan yang terbuat dari daging-daging hewan yang tak lazim dikonsumsi manusia. Tetapi, hal ini sesuai dengan nama restorannya yang jika diartikan ke bahasa Indonesia, berarti ‘penjual daging langka’.
Jika teman-teman pernah jalan-jalan ke Filipina, Thailand, atau Korea Selatan, teman-teman tentu tahu bahwa di beberapa negara Asia memang ada jajanan pinggir jalan yang unik-unik. Salah satunya adalah gurita yang dimakan hidup-hidup di Korea Selatan atau embrio bebek di Filipina.
Eits, jangan salah teman-teman, diduga bahkan Chinju-Ya memiliki menu yang lebih lengkap daripada warung-warung jalanan ini, lo!
Menu di Chinju-Ya
Ada banyak jenis menu yang menyeramkan di Chinju-Ya, lo, teman-teman. Salah satunya adalah kaki buaya yang digoreng dengan tepung, sate kecoa, katak panggang, bahkan kadal yang digoreng sampai renyah.
Sebagian orang yang tidak tahan dengan menu-menu ekstrem ini akan segan untuk mencobanya dan mungkin berpikir bahwa restoran Chinju-Ya adalah salah satu resto yang paling gila di dunia. Tetapi jangan salah lo, teman-teman, sebab ternyata turis mancanegara yang liburan ke Jepang juga sangat menyukai makan di Chinju-Ya.
Harga menu yang cukup mahal
Selain unik, Chinju-Ya merupakan salah satu restoran yang cukup mahal harga menunya. Ada makanan-makanan tertentu yang dibanderol dengan harga Rp 1.000.000,- hingga lebih dari Rp 2.000.000,-!
Hanya saja, banyak juga pengunjung yang mengatakan bahwa hewan-hewan tak biasa itu telah diolah oleh Chinju-Ya menjadi makanan yang sangat enak rasanya, sehingga mereka tidak menyesal telah membayar mahal.
Wah, keren sekali Chinju-Ya ini ya, teman-teman. Hihi.
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR