Teman-teman pernah naik delman? Nah, di Lombok dan Kepulauan Gili, Nusa Tenggara Barat, ada sebuah kendaraan mirip dengan delman. Namanya Cidomo. Apa, ya, bedanya dengan delman? Yuk, simak berikut ini!
Delman dengan roda mobil
Delman dari Lombok ini bernama Cidomo. Secara umum, bentuknya sangat mirip dengan delman-delman lainnya. Hanya saja, kendaraan ini ternyata menggunakan ban mobil bekas sebagai rodanya, bukan roda kayu layaknya delman biasa!
Selain itu, dengan cidomo, teman-teman dapat berkeliling Lombok atau Kepulauan Gili sambil melihat-lihat pemandangan sekitar dan menghirup udara segar. Sebab, selain sepeda, ternyata cidomo memang kendaraan utama di sini.
Bahkan, di Gili Trawangan dilarang untuk mengendarai kendaraan bermotor, hal ini dilakukan untuk tetap menjaga kebersihan udaranya, teman-teman.
Mulanya digunakan untuk mengangkut barang
Memang belum ada sejarah lengkap mengenai munculnya cidomo di Lombok, tetapi konon dulunya kendaraan ini digunakan untuk mengangkut barang. Seiring perkembangan zaman, cidomo juga bisa untuk mengangkut penumpang, bahkan wisatawan yang sedang berkunjung ke pulau di sebelah Barat Nusa Tenggara tersebut.
Tetap menggunakan tenaga kuda
Nah, meski menggunakan ban mobil, tetapi cidomo tetap menggunakan kuda sebagai tenaga penariknya –sama seperti delman. Pada beberapa cidomo jumlah kudanya tak hanya satu. Bahkan ada cidomo yang ditarik lebih dari 2 kuda sekaligus. Ini tergantung pada beban yang ditariknya, teman-teman.
Dari segi bentuk, cidomo memang cukup mirip delman, meski warnanya tidak secerah delman pada umumnya. cidomo cukup sederhana. Meski demikian, cidomo tetap menjadi transportasi favorit di Gili Trawangan.
Jika teman-teman ingin mencoba alternatif lain, teman-teman diperbolehkan menyewa sepeda atau berkeliling dengan berjalan kaki. Tetapi, tetap perhatikan jarak tempuh menuju penginapan, ya! Agar tubuh tidak menjadi terlalu lelah, hihi.
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR