Dapatkah teman-teman membayangkan rumah atau kelas tanpa meja di dalamnya? Mungkin akan terasa aneh, ya. Karena kenyataannya meja sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan, seperti saat makan, bermain, belajar, meletakkan lampu atau benda-benda lainnya. Bagaimana, ya, sejarah penemuan meja yang kita gunakan hingga sekarang?
Meja Pertama
Tertulis dalam sejarah bahwa meja pertama kali dibuat oleh bangsa Sumeria. Meja yang dibuat berukuran kecil dan terbuat dari logam atau kayu. Lalu, bangsa Mesir juga membuat meja kecil dan rendah, terlihat indah dan permukaan yang halus. Setelah itu, bangsa Babilonia dan Asiria terinspirasi dari ide membuat meja seperti yang dibuat bangsa Sumeria dan Mesir.
Meja dengan Pahatan dan Ukiran
Kemudian orang Romawi mengembangkan pembuatan meja menjadi lebih bagus lagi. Jika sebelumnya meja dibuat dengan polos tanpa hiasan tertentu, orang Romawi membuat meja yang dihiasi dengan pahatan halus, gading, serta logam mulia. Kaki mejanya diukir indah seperti kaki domba jantan atau singa.
Kenapa Meja Dibuat Rendah?
Dulunya meja lebih sering digunakan untuk berbaring daripada sebagai meja makan. Itulah kenapa meja makan sengaja dibuat rendah. Pada zaman itu, meja pun hanya dimiliki orang kaya.
Baca juga : Kapan Kelereng Mulai Dimainkan?
Semakin Banyak Jenis Meja
Kemudian abad pertengahan, meja tersedia dalam berbagai bentuk, seperti bundar, oval, atau pun persegi panjang. Namun, pembuatannya masih sederhana, hanya dengan papan yang disangga oleh kaki yang statis atau kaki yang yang dapat dilihat.
Meja kemudian ditutupi dengan taplak panjang yang menjuntai hingga ke lantai untuk menutupi penyangganya. Setelah mereka makan, biasanya mereka dengan mudahnya menyingkirkan meja tersebut.
Pada abad ke-16, orang-orang bangsawan memasang meja di tengah ruangan besar. Sementara itu orang biasa duduk di atas papan yang terpisah, ukurannya juga lebih kecil. Namun, berbeda dengan saat ini, siapa saja boleh memiliki dan menggunakan meja.
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR