Dahulu, para perempuan Jepang mempunyai tradisi menghitamkan gigi. Tetapi sekarang tradisi ini sudah jarang dilakukan. Untuk apa ya mereka menghitamkan giginya?
Mungkin saat ini, kalau ada orang yang giginya hitam akan dianggap aneh. Tapi di Jepang tidak seperti itu. Dahulu, para perempuan Jepang mempunyai tradisi menghitamkan giginya. Tradisi menghitamkan gigi ini disebut Ohaguro. Praktik ohaguro dimulai sejak zaman Kofun pada 250-380 Masehi sampai akhir abad ke-19. Tradisi ini dulu sangat populer di kalangan para perempuan Jepang. Gigi yang hitam merupakan lambang kecantikan pada budaya perempuan Jepang.
Apa yang mereka gunakan untuk menghitamkan gigi?
Para perempuan Jepang menghitamkan gigi menggunakan cairan bernama kanemizu. Cairan ini terbuat dari campuran kurang lebih 1,5 liter air dan setengah cawan air sake. Setelah itu, campuran ini harus dimasukan ke dalam loyang besi yang sudah dipanaskan sampai warnanya merah menyala. Biarkan campuran tersebut selama 5-6 hari.
Setelah 5-6 hari, akan muncul buih pada campuran tersebut. Sisihkan campuran tersebut ke cawan kecil dan letakan di dekat api. Saat sudah hangat, campurkan dengan bubuk besi dan bubuk buah pohon nurude. Jadilah kanemizu yang siap dioleskan ke gigi secara merata. Kalau digunakan secara rutin, gigi akan menjadi hitam permanen.
Tidak hanya untuk kecantikan
Pada zaman Heian, antara abad ke-8 hingga 12, tradisi ohaguro juga dipraktikan oleh bangsawan dan tokoh penting di kerajaan. Tradisi tidak lagi menjadi simbol kecantikan saja. Pada masa itu, tradisi ohaguro juga menandakan tingkat kedewasaan seorang perempuan. Semakin hitam warna giginya, berarti perempuan tersebut semakin dewasa. Tradisi ini juga digunakan untuk melindungi gigi dari berbagai masalah, seperti lubang.
Sayangnya, tradisi ini mulai hilang pada zaman Meiji tahun 1870. Tradisi ohaguro ini dilarang agar Jepang menjadi negara yang lebih modern. Wah, padahal tradisi menghitamkan gigi ini membawa manfaat ya bagi kesehatan gigi.