Beginilah Kisah Asal Muasal Sate di Indonesia

By Aisha Safira, Rabu, 7 Juni 2017 | 06:55 WIB
Bagaimana ceritanya ya sate bisa ada di Indonesia? Foto: indoindians.com (Aisha Safira)

Sate adalah makanan yang populer di Indonesia. Jika ada acara-acara besar, pasti ada sate dalam salah satu menu makanannya. Bagaimana sih kisah asal muasal sate di Indonesia?

Siapa yang tidak kenal makanan sate? Ada sate ayam, kambing juga sapi. Bahkan ikan pun bisa dibuat sate lilit yang khas di Bali. Sate juga ada di berbagai negara. Ada yakitori di Jepang, brochete di Perancis, dan chuanr di Tiongkok. Di Malaysia dan Thailand pun juga ada sate. Sate memang makanan yang populer terutama di Indonesia. Bagaimana sih kisah asal muasal sate di Indonesia?

Asal muasal sate

Pada abad ke-19, banyak pedagang Muslim Tamil dan Gujarat yang datang ke Indonesia. Para pedagang India tersebut membawa serta olahan daging kambing bakar yang disebut kebab. Tadinya, masyarakat Indonesia memasak daging dengan cara direbus. Tapi setelah mengenal kebab, masyarakat Indonesia jadi suka makan daging sapi atau kambing dengan cara dibakar. Kata sate pun diperkirakan berasal dari bahasa Tamil, yaitu catai yang artinya daging.

Sate pun makin berkembang di seluruh Indonesia. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki menu sate yang khas. Sate juga menyebar sampai ke Selat Malaka, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Rupanya pada abad tersebut ada perantau dari Jawa dan Madura yang menjual sate di sana. Pada akhir abad 19, sate pun menyebar sampai ke Afrika Selatan. Di sana, sate disebut sosatie.

Kisah Presiden Soekarno dan sate

Ada kisah unik nih tentang Presiden Soekarno dan sate. Saat sedang dalam perjalanan pulang, beliau melihat tukang sate. Beliau lalu memanggilnya dan memesan satenya dengan mengatakan, “Sate ayam lima puluh tusuk!”. Rupanya saat itu Presiden Soekarno baru saja diangkat sebagai petinggi negara. Konon, itulah perintah pertama beliau sebagai petinggi negara. Menurut Presiden Soekarno, momen makan sate itulah yang menjadi perayaan pengangkatan dirinya sebagai petinggi negara.