Lapangan Banteng, Dulu Jadi Tempat Berburu

By Petronela Putri, Selasa, 23 Mei 2017 | 06:31 WIB
Lapangan Banteng (Foto: beritadaerah.co.id) (Petronela Putri)

Teman-teman khususnya yang tinggal di Jakarta pasti pernah mendengar atau berkunjung ke tempat bernama Lapangan Banteng di Jakarta Pusat. Lapangan luas ini ternyata dulunya digunakan untuk tempat berburu, lo!

Dulunya Waterlooplein, dan dikenal juga sebagai Lapangan Singa

Pada zaman Belanda, orang menyebut Lapangan Banteng sebagai Waterlooplein. Waterlooplein berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘sebuah lapangan’. Letaknya masih sama seperti Lapangan Banteng yang sekarang, yaitu tak jauh dari Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, Jakarta.

Lapangan Banteng juga sempat dikenal dengan nama Lapangan Singa, lo, teman-teman. Tepatnya pada tahun 1828. Sebab, di tengah lapangan ada tugu dengan patung singa di atasnya. Tugu ini merupakan sebuah peringatan atas kemenangan sebuah pertempuran yang dipimpin Napoleon di Belgia.

Asal-usul Lapangan Banteng

Sebuah catatan sejarah mengatakan bahwa lapangan ini sudah ada sejak tahun 1623, dimiliki seorang bernama Anthonie Paviljoen Sr yang kemudian memberikan tanah tersebut kepada anak laki-lakinya. Sang anak menyebutnya sebagai Lapangan Paviljoen.

Tak lama, tanah luas itu berpindah pemilik. Pemilik barunya bernama Cornelis Chastelein, teman-teman. Saat itulah namanya diganti menjadi Weltevreden.

Sempat digunakan sebagai tempat berburu

Pada tahun 1640-an, lapangan ini digunakan sebagai tempat berburu bagi para Gubernur Jenderal. Sebab, kala itu olahraga berburu cukup terkenal dan banyak yang menekuninya. Kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah Hindia Belanda.

Menjelang abad 18, di sekitar Lapangan Banteng ada istana yang dibangun untuk Gubernur Jenderal dan keluarganya. Istana tersebut digunakan untuk tempat beristirahat atau bahkan tempat berkuda.

Tempat berkumpulnya orang-orang kaya pada zaman Belanda

Abad 19, Lapangan Banteng digunakan sebagai tempat berkumpul orang-orang golongan menengah ke atas bangsa Belanda. Mereka ke sana untuk berkumpul dan mendengarkan musik bersama-sama.

Setelah Indonesia resmi merdeka pada Agustus 1945, barulah nama lapangan ini kemudian berubah lagi menjadi Lapangan Banteng dan kita kenal hingga sekarang. Nama Lapangan Banteng konon dipilih karena dulu banyak binatang di lapangan ini, salah satunya adalah banteng. Sebelum menjadi lapangan, tempat tersebut hanya berupa hutan belantara biasa.