Bobo.id - Ketika bepergian ke tempat baru, kita memerlukan peta agar tidak tersesat di jalan.
Sebenarnya, bagaimana, ya, kisah awal peta tercipta dan siapakah pencetusnya?
BACA JUGA: Sejarah Jalan Tol Pertama di Indonesia
Peta Konvensional dan Peta Digital
Peta merupakan gambar permukaan Bumi dalam ukuran yang lebih kecil.
Skala peta dapat berbeda-beda, tergantung kebutuhan penggunaannya, teman-teman.
Biasanya, peta dibuat di atas kertas dan diberi banyak keterangan, seperti posisi sungai, jembatan, dan berbagai tempat lainnya.
Peta ini disebut peta konvensional.
Semakin lama, teknologi semakin maju. Dengan teknologi yang lebih canggih, peta tidak hanya kita bisa lihat di kertas, tapi juga di komputer atau ponsel. Peta ini disebut peta digital.
BACA JUGA: Peta Indonesia Diperbarui, Inilah Perbedaannya dengan Peta Lama
Peta 2 Dimensi dan Peta 3 Dimensi
Peta digital biasanya dapat dilihat di aplikasi Google Maps. Peta digital pun terbagi menjadi dua jenis, yaitu peta dua dimensi dan peta tiga dimensi.
Dalam peta dua dimensi, teman-teman bisa melihat titik-titik yang menunjukkan tempat tertentu.
Lalu, apa perbedaan peta dua dimensi ini dengan peta tiga dimensi?
Nah, ternyata dalam peta tiga dimensi, teman-teman dapat melihat banyak hal dengan lebih jelas, bahkan seperti benar-benar berada di tempat yang teman-teman tuju.
Keduanya dapat teman-teman lihat melalui layanan Google Maps, lo!
Diciptakan oleh Bangsa Yunani
Peta pertama kali diciptakan oleh bangsa Yunani sekitar abad ke-6.
Sebelum membuat peta, mereka perlu mengarungi lautan, samudera, hutan, dan berbagai tempat lain di muka Bumi.
Setelah itu, barulah dilukiskan ke dalam sebuah peta.
Pembuat peta disebut juga sebagai kartografer.
BACA JUGA: Mengapa Negara Kita Dinamakan 'Indonesia'?
Mereka memiliki banyak pengetahuan geografis dan alam.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang ada, kini seorang kartografer tak lagi harus mengelilingi dunia untuk membuat peta.
Mereka bisa menggunakan teknologi satelit untuk mempermudah pekerjaan.
Teks: Petronela Putri
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR