Seismometer, Alat Pengukur Gempa Ini Sudah Ada Sejak Tahun 132 Masehi

By Petronela Putri, Rabu, 28 Juni 2017 | 01:56 WIB
Foto: wikipedia.org (Petronela Putri)

Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi karena berbagai hal. Salah satunya adalah bergesernya lempeng atau kerak bumi. Nah, alat untuk mengukur jenis gempa dan periode terjadinya gempa bernama seismometer. Seperti apa, ya?

Mencari tahu jenis gempa dan durasinya

Di beberapa negara atau wilayah, sering terjadi pergerakan lempeng yang kemudian mengakibatkan gempa bumi. Gempa biasa bervarias mulai dari yang getarannya kecil, hingga getaran besar dan mampu menghancurkan sebuah kota. Bahkan beberapa gempa kuat bisa berpotensi menimbulkan air bah atau tsunami dari laut, lo, teman-teman.

Tetapi ada pula alat pengukur jenis dan periode gempa. Tujuannya, agar manusia dapat lebih berhati-hati dan memperkirakan apa yang harus dilakukan setelah gempa terjadi. Namanya seismometer!

Apa itu seismometer?

Seismometer merupakan sebuat alat yang terdiri dari gantungan pemberat memiliki ujung lancip. Catatannya bernama seismogram, terdiri dari gambaran pergerakan bumi. Dari sana, peneliti dapat mengetahui sumber datangnya gempa serta kekuatan gempa tersebut, teman-teman!

Bahkan dulunya alat ini hanya dapat merekam pergerakan secara horizontal, meski kini seismograf juga dapat merekam pergerakan vertikal. Di samping itu, sebenarnya seismograf memiliki banyak jenis dan masing-masingnya mempunyai fungsi masing-masing.

Sejarah seismometer

Seismometer berasal dari bahasa Yunani ‘seismos’ dan ‘metero’ yang artinya pengukur gempa bumi. Alat ini sudah dikembangkan sejak lama sekali, lo, teman-teman. Konon, seismometer pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli dari Dinasti Han sekitar tahun 132 Masehi, dan hingga kini digunakan untuk mendeteksi kekuatan gempa bumi maupun durasinya.

Semakin lama, seismometer semakin berkembang sehingga kemampuannya pun meningkat dan dapat merekam dalam jangkauan yang lebih luas lagi.