Jejak Pencuri Jemuran (Bagian 1)

By Putri Puspita, Jumat, 28 Juli 2017 | 08:00 WIB
Jemuran yang dicuri. Ilustrasi: storage.googleapis.com (Putri Puspita)

Ken kesal sekali. Ini bukan pertama kalinya pakaiannya hilang di jemuran sebelah rumah.

Beberapa hari yang lalu ia melihat seorang laki-laki menggunakan baju miliknya yang hilang. Hampir saja ia ingin langsung marah-marah dan menuduh laki-laki itu. Namun, Ken ingat lagi kalau baju itu pasti dijual dimana-mana, ia tidak boleh sembarangan menuduh.

“Hai, aku juga punya baju yang sama seperti yang kamu pakai. Beli di mana?” tanya Ken.

Laki-laki itu memandang Ken dengan tatapan heran. “Di pasar kaget yang ada di sana, tuh, tiap hari Minggu,” jawab laki-laki itu sambil berjalan menjauh.

Pasar kaget?

“Apa jangan-jangan pencuri itu menjual barang curiannya di pasar kaget?” tanya Ken dalam hati. Ia pun mulai berencana untuk melihat-lihat pasar kaget yang dimaksud laki-laki itu dua hari lagi, hari Minggu.

Keesokan paginya, Ken dikejutkan oleh kemarahan tetangganya. Ia berkeliling halaman rumah, seperti mencari sesuatu.

“Ada apa, Pak?” tanya Ken.

“Ini ransel yang saya jemur hilang, bahkan sprei yang dijemur istri saya juga hilang,” kata tetangga itu.

Ken pun akhirnya menceritakan pengalaman kehilangan jemurannya juga. Ken dan tetangganya ini begitu kesal dengan ulah si pencuri jemuran.

“Kalau saja dia bilang baik-baik mau minta tas, akan saya kasih, kok,” kata Pak Narto, tetangga Ken.

“Iya Pak, saya juga ada, kok, baju yang disumbangkan,” tambah Ken.

Mereka berdua akhirnya membuat rencana untuk menangkap pencuri tersebut. Pertama-tama, mereka ingin pergi ke pasar kaget untuk melihat apakah barang-barang yang hilang ada disana.