Jejak Pencuri Jemuran (Bagian 1)

By Putri Puspita, Jumat, 28 Juli 2017 | 08:00 WIB
Jemuran yang dicuri. Ilustrasi: storage.googleapis.com (Putri Puspita)

Sampailah di hari Minggu pagi. Ken dan Pak Narto berjalan-jalan di pasar kaget. Tidak lama berjalan, Pak Narto melihat ransel yang sama persis seperti ranselnya yang hilang.

“Ken Ken Ken, ayo lihat sini! Lihat! Ini ranselku yang hilang!” bisik Pak Narto.

“Yakin Pak? Kan, pasti ransel seperti ini ada banyak,” kata Ken.

“Tidak mungkin! Lihat ini, ada tulisan Narto,” kata Pak Narto sambil menunjuk tulisan “Narto” di bagian bawah tas itu. Ken mengangguk menyetujui.

Pak Narto dan Ken memutuskan untuk bertanya.

“Bang, berapaan ini?” tanya Pak Narto.

“Dua puluh ribu saja itu, murah dan bagus!” jawab si penjual.

“Bang, barang-barangnya bagus-bagus nih, dapat dari mana?” tanya Ken.

“Ya biasa, ada pengepulnya. Kalau mau tahu, itu noh yang jualannya paling banyak di ujung!” jawab penjualnya. “Jadi beli nggak?” tanya penjual.

Pak Narto berpikir sebentar. Kalau ia beli, ia kesal karena harus membeli barang miliknya sendiri. Namun, kalau tidak dibeli, nanti ransel kesayangannya jadi milik orang lain.

“Kok bengong, sih. Jadi nggak?” tanya penjualnya kembali.

“Ya sudah, jadi bang, saya beli, ya,” kata Pak Narto sambil menyerahkan uang.